“Nabi SAW adalah orang yang
paling dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau SAW
ditemui Jibril untuk membacakan kepadanya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau SAW
setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan kepadanya Al-Qur’an.
Rasulullah SAW ketika ditemui Jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada
angin yang berhembus.” [Bukhari & Muslim]
Lantunan takbir kembali berkumandang
Mengindahkan 1 Syawal 1440 H
Tak lain doa terpanjat untuk jumpa di Ramadhan tahun-tahun kemudian,
Bersama keluarga, kerabat tersayang
Insha Allah
Ku isi malam takbir dengan alunan ayat suci, beriring gemuruh anak-anak komplek menyerukan takbir. Klentingan seadanya dari panci beradu kaleng bekas, namun menjadi esensi ciri khas. Ku habiskan malam takbir melengang bersanding Ibu dan Bapak, keluarga kecil yang masih utuh dan berbahagia—Semoga masih berjumpa di Ramadhan tahun-tahun berikutnya.
Kontemplasi di malam akhir bulan penuh kemuliaan, adakah pantas amal ini diterima seutuhnya. Adakah cukup uluran tangan yang diikhlaskan untuk yang membutuhkan. Selalu merasa kurang untuk berbagi kesejahteraan, sedang diluar sana sepiring hidangan berbuka pun tak selalu ada. Bapak pengumpul sampah jalanan Ibukota selalu ke Masjid demi secangkir Takjil cuma-cuma, mengais nasi kotak yang sekiranya masih tersisa. Sementara anak dan istri sang Bapak menanti di rumah, atau bahkan ikut serta menjemput rezeki yang sudah Ia gariskan. Masha Allah Tabarakallah
Mendulang ridha Allah, membantu orang-orang yang berpuasa dan berdzikir untuk senantiasa taat, agar memperoleh pahala seperti pahala mereka; “Siapa yang membekali orang yang berperang maka ia memperoleh seperti pahala orang yang berperang, dan siapa yang menanggung dengan baik keluarga orang yang berperang maka ia memperoleh pula seperti pahala orang yang berperang.”
And spend in the way of Allah and do not throw [yourselves] with your [own] hands into destruction [by refraining]. And do good; indeed, Allah loves the doers of good. [QS. 2:19]
Lantunan takbir kembali berkumandang
Mengindahkan 1 Syawal 1440 H
Tak lain doa terpanjat untuk jumpa di Ramadhan tahun-tahun kemudian,
Bersama keluarga, kerabat tersayang
Insha Allah
Ku isi malam takbir dengan alunan ayat suci, beriring gemuruh anak-anak komplek menyerukan takbir. Klentingan seadanya dari panci beradu kaleng bekas, namun menjadi esensi ciri khas. Ku habiskan malam takbir melengang bersanding Ibu dan Bapak, keluarga kecil yang masih utuh dan berbahagia—Semoga masih berjumpa di Ramadhan tahun-tahun berikutnya.
Kontemplasi di malam akhir bulan penuh kemuliaan, adakah pantas amal ini diterima seutuhnya. Adakah cukup uluran tangan yang diikhlaskan untuk yang membutuhkan. Selalu merasa kurang untuk berbagi kesejahteraan, sedang diluar sana sepiring hidangan berbuka pun tak selalu ada. Bapak pengumpul sampah jalanan Ibukota selalu ke Masjid demi secangkir Takjil cuma-cuma, mengais nasi kotak yang sekiranya masih tersisa. Sementara anak dan istri sang Bapak menanti di rumah, atau bahkan ikut serta menjemput rezeki yang sudah Ia gariskan. Masha Allah Tabarakallah
Mendulang ridha Allah, membantu orang-orang yang berpuasa dan berdzikir untuk senantiasa taat, agar memperoleh pahala seperti pahala mereka; “Siapa yang membekali orang yang berperang maka ia memperoleh seperti pahala orang yang berperang, dan siapa yang menanggung dengan baik keluarga orang yang berperang maka ia memperoleh pula seperti pahala orang yang berperang.”
And spend in the way of Allah and do not throw [yourselves] with your [own] hands into destruction [by refraining]. And do good; indeed, Allah loves the doers of good. [QS. 2:19]