Sedikit saja.

December 28, 2014

(Ditulis 2 Desember dilanjutkan 20 Desember, 4:34 PM)


Selamat sore, tired people.

Selasa sore, hari kedua di bulan Desember. Melintir sejenak di suatu coffeeshop bilangan Jakarta Pusat, menempati diri saya di patio seating dekat jendela, mengaduk pelan hiasan leaf latte art di atasnya, lalu saya memulai menulis tulisan ini.

Seperti biasa, mengisi waktu sore senggang di café, scroll up & down playlist song sambil sesekali mengalihkan pandangan ke table sekitar. Kebetulan gak ada tugas yang harus dikerjain hari ini. Semacam janggal. Tp ibarat rejeki anak soleh.

Sekedar ingin bercerita sedikit tentang manuver hidup gue belakangan ini—tepatnya semester 5 ini.

Itu monologue.

Berawal dari oprec (open recruitment) 2 kepanitiaan besar di kampus sewaktu semester 4; CENS UI dan COARSE. CENS UI yaitu seminar nasional yang diadakan Departemen Teknik Sipil UI. Sementara COARSE berupa rangkaian acara yg sipil banget. Boleh di bold, sipil banget. Rangkaian nya ada CIPA, semacam kerja social di desa-desa perkampungan; CCUC, kompetisi futsal se Jabodetabek-ba, dan ragkaian terahir yaitu Civil Nite, malam dimana semua warga sipil ajojing-ajojing. Posisi gw di kala itu adalah anggota aktif Kresma IMS, yg mana SOP nya gak boleh ikut 2 kepanitiaan itu sekaligus.  Singkat cerita (sebetulnya panjang banget), gw jadi both of these committee, dengan jabatan staff Media Partner di CENS, dan BPH Kabid Civil Nite, dan masih sebagai anggota aktif Kresma 2014, dan mahasiswa-tingkat-tiga-teknik-lingkungan.

Awalnya gampang. Kesananya mau meninggal. That’s all.

Semester 5 dimulai dengan nyentang 6 mata kuliah di IRS; Isu Global, Mikrobiologi, Limbah Padat, Amdal, Hidran, dan Anstroke (Analisa stroke-tur). Perkuliahan dimulai, pergerakan kepanitiaan juga dimulai. CENS, Coarse, Kresma, dan basket teknik. Awalnya terbilang cukup santai. Ketika tas cangklong masih sanggup men cover weekdays di kampus, dan ketika sabtu minggu masih ngelonin remote TV di rumah.

Memasuki hari pertama di bulan Oktober, timeline kepanitiaan semakin ketat, latihan basket semakin padat, tugas semakin bikin sekarat. Waktu-waktu dimana sehari-hari ke kampus dengan tas ransel yang isinya kitab Limbah Padat dan Mikrobiologi (asli ini gede banget), nenteng tas laptop plus tas sepatu. Kawatir gw keropos dan memendek, sampe suatu waktu gw pernah mikir untuk beralih ke bawa carrier gunung sekalian. Atau tas koper-koperan jaman SD. Se beban itu.

Minggu kedua Oktober, dengan notaben Kabid Civil Nite otomatis memproyeksikan sebagian waktu istirahat gw di kosan beralih ke kantek. Jadi gitu, kantek bukan sekedar tempat makan. Tp tempat dimana jadi parameter keberadaan warga sipil. Berhubung tahun ini bertepatan dengan 50 tahun Teknik Sipil, warga menuntut Civil Nite yg lebih petjah dari tahun-tahun sebelumnya, kehadiran IAS (ikatan alumni sipil) yang jauh lebih banyak dari biasanya. Keliatannya gampang bikin acara, tinggal mengkonsep, list perlap, minta pendanaan, selesai. So far from it. Berkali-kali revisi rundown, berkali-kali ganti konsep buat klimaks acara, berusaha sebijak mungkin approaching dan backing up staff, follow up staff dan performers, berusaha se nggak-ngegas itu ketika selalu disalahin, buat selalu tenang ketika sama sekali belum siap dan mepet deadline, dan membagi porsi sebagai mahasiswa akademis, anak basket, staff CENS, dan anggota Kresma.  *senyum tegar*

Nowplaying: Gun N Roses – November Rain

Jadi siklus hidup nya ya gitu. Kuliah, rapat CENS, rapat Coarse, rakor Civil Nite, rapat Kresma, latihan basket. Ketika lagi rapat, izin pergi duluan buat latihan. Pas latihan, di sweeping buat proker Kresma. Pas rapat pleno CENS barengan sama rapat BPH Coarse dan latihan basket, ahirnya astrid di mutilasi jadi 3. Ahirnya yg mana yg paling prioritas dan mendesak yg didahulukan. Perasaannya ketika sesibuk itu dan masih ada prioritas pertama, tugas kuliah. Laporan Mikrob, laporan Mektan, tugas besar Anstruk, Limbat, Amdal. Sampe ahirnya yg paling dikorbanin adalah jam tidur. Menyambung hidup dengan kopi, sampe abang-abang warkop kenal Astrid Astari. Lucu rasanya ketika setiap pagi gw kesini, abang-abangnya selalu nyisain 1 sachet the tarik buat gw.

Pengorbanan lainnya, waktu buat keluarga. Sampe ahirnya gak ada waktu buat pulang di sabtu minggu. Entah alasan praktikum, kerja kelompok, acara kampus, dan kepantiaan-kepanitiaan ini pastinya. Kebetulan ibu sendirian di rumah (Bogor), yg biking gw harus sempet buat pulang. At least cuma numpang tidur semalem, yg penting nemenin ibu biar gak sendirian. Sedih rasanya membagi porsi terlalu kecil buat keluarga sendiri. Bahkan, untuk diri sendiri pun gak kebagian. Masa-masa dimana gw ngedrop dan migraine. Tp sayangnya gak ada waktu buat recovery. Imbasnya, jalan kaki dari kosan-teknik 1m/jam. Lemes banget boy.

Kebetulan lagi, di basket Teknik gw diangkat jadi kapten Teknik taun ini. Namanya juga kepten, harus selalu paling semangat dan menyemangati. Yg gak pernah skip latihan, yang men cover pelatih gw kalo berhalangan datang. Se lelah itu ketika lo abis begadang, ada latihan pagi jam 6, lanjut kelas pagi dan rapat sampe malem, tanpa meninggalkan tanggung jawab buat selalu mimpin latihan. That’s all how wise I was of hiding zombie’s eyelid. Bagaimana mentranformasikan lesu jadi on fire. Dan emang, lesu seketika hilang kalo sama team ini. Otaknya gesrek.



Ini namanya gaya ciluk ba buatan gandes. Posisi tangan ciluk ba. Mata fierce, mulut tajem tapi sexy. HAHA TOLONG LAH. Dan setiap foto harus selalu pose macem gini. Ya begitulah kira-kira.

Klimaks.

Hari H Civil Nite. Yg paling bikin otak keluar dari jidat, tanggal-tanggal segitu lagi gencarnya hujan badai Katrina di Depok. Yg mana gw harus muter otak buat nyiapin plan B Civil Nite di venue indoor. Tp subhanallah, hari H tanggal 14 November 2014 Depok se cerah itu. Cuma gerimis-gerimis becanda sore nya, selebihnya terang. Ketika konsep sudah matang semua, perlap oke, performers ready, then this is it. Alhamdulillah, malam itu acara Civil Nite terbilang sukses. Warga antusias. Performers gokil. Lighting keren parah. Dekor jg kece. Jadi people full in charge semalem, dan dipelukin orang-orang ketika acara selesai. Selesai… Bahagia :’) All is paid off. Kebayar rasanya waktu-waktu dan tenaga gw yg hilang buat bikin semua ini. 



"Bahwasanya dimulai sudah proses unloading kehidupan."


5 hari setelah Civil Nite, acara utama seminar CENS UI 2014, dimana 3 hari sebelumnya ada beberapa rangkaian acara CENS dan mengalokasikan gw sebagai LO tim Call For Paper. Singkat cerita, sampai dengan hari H seminar, 19 November 2014, hari Rabu, berlokasi di Gedung Nine Ballroom UOB Thamrin. No words supposed to say except Alhamdulillah. Acara berjalan super lancar. Key note speakers, professionals, participants, media, semua teknis, makanan, semua luar biasa. Sialnya panitia yg juga para lingki-lingki (anak teknik lingkungan) berhalangan hadir di acara sampe ahir karena praktikummikrobkampretsedunia. KARENA HARUS KE LAB KAMPUS BUAT NGITUNG BAKTERI. NGI-TUNG-BAK-TE-RI. But the euphoria still goes on. Yhey!



Kembali ke lapangan.

Prosesnya panjang. Pengorbanan nya membuat proses itu jadi lebih panjang. Beban hidup level advance adalah jam6 pagi latihan ketika jam 4 pagi baru tidur. Gak ada yg bikin semangat selain tanggung jawab dan saling support dari temen-temen team ini.

Jadi olimpiade basket dumulai tanggal lupa. Pokonya awal November. 3 kali tanding untuk babak penyisihan, Alhamdulillah tim Teknik putri masuk semifinal. Kebetulan jadwal buat semifinal basket di plot di hari Rabu, jam 7 malem, dimana pas banget gw ujian 3 anstruk. Ujian dimana siapapun yang meninggalkan, bahkan sekedar ujian susualan atau duluan, akan meninggal. Ahirnya malem sebelum semifinal gw ke pusgiwa UI buat ngomongin solusi dari jadwal ini. Jadilah gw tanding jam10 malem abis ujian anstruk-anstruk lucu itu.

"Bahwasanya beban hidup level tingkat professional adalah belum tidur 2 malem karna tugas dan belajar, besoknya ujian anstruk, abis itu tanding basket. Abis itu bikin surat wasiat trus order batu nisan."

Sayangnya target medali emas ditutup di semifinal, dan maju hanya untuk perebutan juara medali perunggu. Malem itu gw nangis. Air mata seketika gak ketahan ketika pengorbanan gw berakhir tidak tepat sasaran. Ngeliat temen-temen tim juga pada nangis, mungkin ini kewajiban gw buat mengambil alih peran pemimpin. Menguatkan ketika lo sendiri sebetulnya nggak kuat.

Ya namanya juga game. Ada yg kalah, ada yg menang. Mungkin mereka emang lebih hebat. Dan usahanya lebih berat.

On one, three two one?

TEKNIKKK!!!

Selalu berahir dengan yel-yel ini. Dilanjutkan dengan tos. Terlalu banyak yg disesali untuk sedih hanya karna belum dikasih momen untuk menang lagi. mungkin kita bukan tim hebat yg tidak terkalahkan. Kita keluarga teknik yg senang main basket bareng, yg sering tidur bareng, ketawa bareng, dan makan martabak bareng - Tessa.



: )


Dan terahir, KRESMA 2014. Farewell IMS dengan air mata sedih dan bahagia. 2 tahun sebagai anggota Kreasi Mahasiswa IMS UI, bangga banget bisa kerja bareng dengan orang-orang hebat di dalamnya. Dan selalu foto dengan pose tunjuk kanan, kiri, depan, atas, dan bawah. 

KRESMA 2013

KRESMA 2014


Ketika semua berahir, dan tinggal bersisa 1 notaben.
Astrid Astari, mahasiswa nocturnal makara biru semester 5.

That “haha iya ya” moment ketika mengingat kembali masa-masa hampir mati. Lucu rasanya hari-hari terburuk berubah jadi kenangan manis dan pelajaran paling berharga. Pengalaman paling luar. Sangat sayang dan bangga.
Kalo katanya kontribusi ibarat segitiga kecil yg menyusun segitiga besar, semoga gw pernah manjadi segitiga kecil itu.




Sekian.

You Might Also Like

1 comments

About Me

Astrid Astari

Female, 25 years old

Books shelf at a tea room;

sometimes I write there


Get Into A Spoon of Mine

Get Into A Spoon of Mine