The Lost Wallet

August 05, 2018

Barangkali boleh sedikit bercerita.

Jadi beberapa pekan lalu saya sempat kehilangan dompet pada suatu occassion. Selisih waktu antara menyadari dompet sudah hilang dan posisi dompet terakhir dipegang nggak jauh juga. Well, langsung lemes banget asli. Semua kartu identitas, keuangan, asuransi, dan kartu-kartu penting lainnya kebetulan lagi disimpan di dalam dompet. Kebayang betapa ribetnya prosesi mengurus segala kartu yg hilang when you even lost all identity. And even worse, lusanya saya harus pergi dinas untuk sepekan ke depan. Berusaha sebisa mungkin menutupi rasa panik, supaya orang-orang di sekitar saya tidak turut sedemikian terepotkan.

“Allaahumma ajirnii fii mushiibatii wakhluf lii khairan minhaa”
The saddest point for me is not solely about the lost wallet or any other substances, but knowing how bad am I until God directly warn. Seburuk itukah saya sampai diingatkan oleh Zat Maha Pemilik segalanya. Senaif itukah saya sampai harus tersandung dahulu untuk menjadi lebih baik—Habluminallah Habluminannas. Kembali, mengalihkan pikiran untuk introspeksi diri, lalu rasionalitas saya meningkat hingga timbul perasaan ikhlas se ikhlas-ikhlasnya: ada yg lebih berhak.

Barangkali cukup satu hari uring-uringan, setelahnya lebih baik menganggap tidak ada kejadian apapun. Sampai pada keesokan pagi saya tiba di kantor, tiba-tiba mendapat kabar ada seorang Bapak baik hati yang mengantar dompet saya ke rumah, utuh, tanpa ada yang hilang sepeserpun. SubhanAllah, Alhamdulillah. Beliau nemu di jalan katanya, sengaja disimpankan supaya bisa langsung diterima sama yang punya. Kebaikan semesta melalui media seorang Bapak yang jujur dan ikhlas. Semoga dibalas oleh Allah SWT, dimurahkan rezekinya dan sehat selalu. Aamiin ya rabbal alamin.

This story not telling specifically about the lost wallet that eventually found. But see, it’s a beautiful life when you can value a bad thing occurred as a valuable lesson in life. Menjadi lebih baik setelah diingatkan melalui barang suatu musibah. Menjadi lebih mampu introspeksi diri, tanpa menyalahkan keadaan. Kekuatan dari substansi sederhana bernama ikhlas, kemudian hikmah kebaikan selalu menjadi bagian daripada itu.


Hehe

Salam.

You Might Also Like

3 comments

About Me

Astrid Astari

Female, 25 years old

Books shelf at a tea room;

sometimes I write there


Get Into A Spoon of Mine

Get Into A Spoon of Mine